Baiklah, bukan bermaksud
untuk ikut-ikutan mengulik masalah delapan puluh juta, tarif seorang artis yang
terkena masalah prostitusi. Atau ikut-ikutan dalam pengandaian jika mendapatkan
uang delapan puluh juta. Namun, ini
sekelumit cerita tentang uang delapan puluh juta #bukan, ini tentang kehidupan
yang tidak melulu soal uang.
***
Seumur hidup, saya belum
pernah memegang uang delapan puluh juta
rupiah. Di tabungan juga enggak sampai segitu, masih merangkak kalau dibilang
sih. Merangkak jauh ha... ha... ha... Namun, Alhamdulillah uang memang enggak
sampai delapan puluh juta, namun rezeki lain ada saja. Rezeki kesehatan, rezeki
memiliki saudara, teman dan keluarga yang baik, rezeki dalam keluangan untuk beribadah,
rezeki tempat kerja yang nyaman, dan rezeki-rezeki lainnya. Alhamdulillah,
Allah beri rezeki yang tak melulu berbentuk uang.
Bertahun-tahun menjadi
seorang guru dengan gaji standar guru swasta di Indonesia membuat saya banyak
bersyukur. Walaupun kadang, kadang ya, suka gimana
gitu kalau ketemu teman satu angkatan kuliah dulu yang kerja di
kantor-kantor terkemuka di Indonesia seperti kerja di perkebunan nasional,
bekerja di lembaga-lembaga konsultan atau bekerja di bank-bank milik BUMN atau
swasta. Perasaan “gimana gitu” muncul
tatkala, obrolin kita terfokus pada seberapa besar bayaran yang kamu terima
saat bekerja. Saat data terkuak, bayaran yang saya terima jauuuuh dibandingkan bayaran teman-teman yang bekerja. Nggak cuma beda satu kali lipat, tapi
bedanya bisa berkali-kali lipat.
Mengetahui gaji teman yang
jauh bedanya, kadang muncul rasa tidak bersyukur. Atau keluar rasa sesal
terkait pekerjaan menjadi seorang guru yang gajinya tidak sebesar teman-teman
saya. Namun, setelah merenung lama dan berpikir lebih jauh. Pekerjaan guru yang
saya tekuni saat ini adalah pekerjaan yang mulia. Belum lagi kondisi lingkungan
tempat kerja yang asik: sedikit tekanan karena berinteraksi dengan anak-anak
dan orang-orang yang beretika dan seru, tidak selalu dikejar-kejar deadline, karena
sekolah membebaskan dalam hal berkreativitas jadi banyak potensi diri yang keluar,
bekerja dengan penuh kebahagiaan (ini yang penting) dan berkah (ini juga
teramat pening).
Berkah
Dalam
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) berkah/ber·kah/ n
karunia Tuhan yang mendatangkan kebaikan bagi kehidupan manusia; berkat.
Pernahkah kalian
mendapatkan gaji besar namun enggak merasa cukup alias pertengahan bulan sudah
habis tak bersisa. Atau gaji besar namun kerap sakit-sakitan. Atau juga punya
gaji besar yang teramat besar namun tidak ada tabungan sama sekali, jadi kerja
bertahun-tahun tak bersisa sama sekali. Yang saya dengar, jika terjadi hal-hal
demikian, uang yang diperoleh tidaklah berkah. Wallahualam
Dari beberapa literatur
yang saya baca, keberkahan atau barokah adalah bertambahnya kebaikan dalam
hidup. Berkah secara material dan spiritual berupa ketenangan hidup, keamanan,
kesehatan, ilmu, melimpahnya makanan
dengan harga yang murah, usia, anak, tidak ada bencana dan kebahagiaan
hidup.
Alhamdulillah, saya tidak
tahu ini yang dinamakan berkah atau apa, dengan gaji standar guru yang jauh di
atas gaji teman-teman seangkatan saya tadi. Saya bisa memperoleh sesuatu yang
bermanfaat untuk kehidupan saya. Alhamdulillah.
Saya meyakini jika profesi
guru akan membawa keberkahan pada kehidupan. Juga profesi-profesi lain yang
memiliki tujuan dalam memberikan dampak kebermanfaatan bagi sekitarnya meskipun
gajinya tidak besar.
Delapan
Puluh Juta
Profesi publik figur
memang menggiurkan banyak orang. Tidak mengherankan apabila banyak orang yang
berbondong-bondong mengikuti ajang kompetisi agar dapat masuk dan eksis di
televisi. Apalagi banyak acara pencarian bakat yang dibuat. Tujuannya tentu
saja agar dikenal banyak orang. Semakin dikenal atau semakin populer maka
pundi-pundi uang dan kemudahan akan diperoleh.
Beberapa penyanyi, sekali
tampil bisa dibandroll ratusan juta. Sheila On 7 contohnya, dapat kabar dari
teman yang akan mengundang untuk acara reunian sekolahnya, honor Sheila On 7
untuk kegiatan tersebut di atas 200 juta. Itu hanya untuk honor saja, untuk riders (daftar permintaan) bahkan lebih
besar yaitu 300 juta meliputi hotel dengan standar tertentu, jenis kendaraan
tertentu, makanan dan permintaan lainnya. Bicara soal riders, permintaan Raisa saat manggung di sebuah daerah sempat membuat
heboh para netijen. Permintaan Raisa yang mencuat adalah soal mandi dengan air
galon karena air di daerah tersebut tidak sesuai dengan standar kebersihan.
Daftar permintaan artis
Indonesia sebenarnya masih agak mending dan lumayan masuk akal. Yang agak “merinding”
adalah daftar permintaan artis luar negeri. Dari buku Ouch!! milik Melanie
Subono (2007), semuanya terkuak bagaimana daftar permintaan artis yang tidak
lazim. Yang masih saya ingat adalah permintaan Mariah Carey, untuk menaruh
bunga mawar dengan kelopak yang jatuh berjumlah 17 buah. Kocak ha... ha...
ha....
Balik lagi ngomongin uang delapan puluh juta. Bagi publik
figur, uang segitu mungkin enggak
terlalu besar karena bisa didapatkan dalam hitungan jam. Yang jadi pertanyaan
adalah soal keberkahan. Apakah uang dengan jumlah besar dapat menawarkan keberkahan
dan kebahagiaan. Belum tentu.
Banyak publik figur yang
kaya raya, satu episode bisa dibayar hingga puluhan hingga ratusan juta namun
tidak kuasa untuk menikmati semua karena meninggal di usia muda. Atau ada juga
publik figur yang wara wiri di televisi, membuat usaha makan di banyak tempat,
namun hidupnya tidak tenang karena diteror hantu dan orang yang tidak suka
padanya. Terlepas dari drama yang dihadirkan, namun hal ini membuktikan
banyaknya uang yang diperoleh nyatanya tidak menentukan tingkat kebahagiaan
dalam kehidupannya. Ada juga publik figur yang demi memenuhi gaya hidup yang
mewah bertitel sosialita harus pergi ke sebuah tempat yang instaramabel dan
mahal, makan di restoran dengan harga makanan selangit, atau menggunakan barang
bermerek yang wah dan berharga fantastis, namun belum tentu bahagia. Belum
tentu merasa ketenangan dalam hidupnya.
Delapan puluh juta buat
orang biasa seperti saya lumayan besar. Bisa beli banyak barang dan banyak
makanan ha... ha... ha.... Bisa juga digunakan untuk umroh ke Tanah Suci atau
jalan-jalan ke Eropa. Cuma kembali lagi, enggak bisa dijadikan jaminan untuk sebuah
kebahagiaan. Seperti quote yang banyak beredar....
“Money has never made man happy, nor will it, there is nothing in its nature to produce happiness. The more of it one has the more one wants.” — Benjamin Franklin(Uang tidak pernah membuat manusia bahagia, juga tidak akan, tidak ada di sifatnya untuk menghasilkan kebahagiaan. Semakin banyak seseorang memilikinya, semakin orang menginginkannya).
Jujur,
uang memiliki peranan penting dalam kehidupan. Namun uang bukan akar sebuah
kebahagiaan terwujud dalam sebuah proses kehidupan. Tapi saya tetap berdoa, semoga di kantong, di
tas, di tabungan ada uang yang cukup untuk menghidupi proses kehidupan saya dan
keluarga dan berkah. Aamiin.
***
Demikian
tulisan random ini tentang delapan puluh juta rupiah. Semoga tulisan ini
bermanfaat. Aamiin.
Tidak ada komentar
Posting Komentar