Beberapa waktu yang lalu saya sempat membahas tentang polisi tidur dan membagi tulisan tersebut di beberapa sosial media milik saya. Di akun facebook, diskusi mengenai polisi tidur lumayan menyita perhatian. Ternyata, “kegundahan” terkait dengan polisi tidur ini tidak hanya saya saja yang merasakan. Dari beberapa komentar yang masuk, ada yang merasa kesal dengan polisi tidur yang dibuat berlapis-lapis ketika memasuki perumahan tempat ia tinggal. Ada yang kesal dengan bentuk polisi tidur yang dibuat tanpa memikirkan pengguna jalan. Ada yang pernah menghitung jumlah polisi tidur dari sekolah anaknya hingga ke perumahan tempatnya tinggal. Ada beberapa komentar “nyeleneh” dan bilang kalau polisi tidur ada di kamarnya, sebab suaminya adalah polisi beneran yang lagi tidur ha... ha... ha....
Ada-ada saja. Namun apapun
itu, perkara sederhana seperti polisi
tidur ternyata memang menarik untuk dibahas. Bagi saya sih lebih menarik
ketimbang membahas soal debat presiden. Kubu satu merasa jagoannya yang menang
debat. Kubu satu lagi merasa kubunya yang menang. Lumayan rame juga wara wiri
pendukung kubu presiden berseliweran di lini masa sosial media saya.
Selain polisi tidur ada
hal menarik yang kerap saya temukan ketika membawa kendaraan menuju tempat saya
bekerja. Hal yang kadang buat emosi naik turun. Pernah beberapa kali adu mulut
dengan pengendara lain gara-gara perkara ini.
Lampu Sein (baca: Lampu Sen)
Tahu lampu sein kan?
Bacanya lampu sen (awalnya saya mengira tulisannya begini). Dari hasil
penelususuran saya di beberapa literatur. Lampu sen dapat dijelaskan sebagai
hal berikut...
Lampu sein merupakan salah satu komponen wajib dari sebuah kendaraan. Lampu sein berfungsi sebagai indikator pada kendaraan ketika berbelok yang dibuat dengan tujuan untuk mengurangi risiko kecelakaan. Lampu sein sekarang ini menjadi salah satu kelengkapan yang harus dimiliki oleh semua kendaraan. Lampu ini umumnya berwarna kuning yang akan menyala berkedip-kedip ketika dihidupkan. Dipiih warna kuning sebagai warna lampu sein karena warna kuning kelihatan dari jauh di siang hari atau pun malam hari. Selain itu ketika hujan warna kuning juga tetap dapat dilihat dengan jelas. (Sumber Wikipedia).
Jadi tercerahkanlah apa itu
lampu sein dan kenapa berwarna kuning. Nah, bicara soal lampu sein, kadang kita
suka geli sendiri melihat penggunaannya di jalan. Pernah saya temui, seorang
emak-emak yang menghidupkan lampu sein ke kanan beloknya ke kiri dan itu
terjadi tidak hanya satu kali. Rupanya meme yang beredar terkait emak-emak dan
lampu sein itu benar adanya. Meskipun enggak 100% demikian, karena ada
bapak-bapak juga melakukan hal yang sama. Hanya saja enggak sebanyak emak-emak
he... he... he....
Ada juga pengendara motor
yang menghidupkan lampu seinnya sesaat ketika akan berbelok. Jadi lumayan
mengagetkan pengendara lain yang ada di belakangnya. Ada juga pengendara yang
asal belok tanpa menghidupkan lampu sein padahal jika dilihat motornya masih
bagus, mungkin lupa. Ada lagi pengendara yang lupa mematikan lampu sein yang
dihidupkan sebelumnya, membingkungkan pengendara lain. Atau... pengendara yang
tiba-tiba berhenti tanpa memberikan aba-aba lampu seinnya.
Saya mengalami beberapa
kali terkait dengan penggunaan lampu sein. Pertama saat ada pameran di balai kota,
saya mewakili sekolah untuk buka stan. Bersama rekan kerja, saya mengendarai
mobil sekolah. Saat ada di belokan, lampu sein mobil sudah menyala dan memberi
aba-aba untuk belok ke kanan, namun pengendara di belakang langsung “nyalip”
dan tabarakan tidak terelakkan. Untung tidak terjadi apa-apa, hanya mobil
sekolah yang sedikit penyok.
Satu lagi, saat saya
mengendarai motor ke sekolah. Saya menghidupkan lampu sein ke kanan karena akan
belok ke kanan ke jalan masuk sekolah. Tiba-tiba pengendara motor lain selonong boy dan tabarakan hampir saja
terjadi. Dia menatap kesal ke arah saya. Adu mulut pun tidak dapat dihindari,
namun dia merasa bersalah ketika saya menunjukkan lampu sein saya yang menyala
dan memberi aba-aba ke kanan.
Banyak yang mungkin
meremehkan penggunaan lampu sein ini. Padahal jika dilihat, salah satu penyebab
kecelakaan adalah penggunaan lampu sein yang tidak tepat. Kasus tabrakan dari
belakang merupakan jenis kecelakaan
paling banyak kedua (data dari Korlantas Polri tahun 2018. Kecelakaan bisa
karena salah menyalakan lampu sein atau pengendara di belakang tidak teliti
dalam melihat lampu sein.
Maka dari itu, terkait
dengan penggunaan lampu sein ini, sudah seharusnya menjadi fokus kita bersama
agar angka kecelakaan karena ketidaktepatan dalam penggunaan lampu sein dapat
diminimalisir.
Sejarah Lampu Sein
Bicara tentang lampu sein
ini, tidak terlepas dari sejarah. Munculnya mesin uap sebagai alat transportasi
dan menggantikan tenaga kuda sebagai penariknya membuat para ahli seperti Henry
Ford dan Gottlieb Daimler menciptakan kendaraan yang lebih canggih yaitu
menggunakan mesin penggerak dan mobil berbahan bakar bensin. Penemuan-penemuan
ini yang akhirnya membuat mobil menjadi kendaraan yang banyak diminati karena
efisien dan cepat.
Namun, merebaknya mobil di
jalanan membuat kecelakaan tidak dapat dihindari. Penyebabnya adalah berbeloknya
mobil ke kanan atau ke kiri tanpa aba-aba sehingga pengendara mobil di belakang
tidak tahu dan tabrakan tidak dapat dihindari.
Sekitar tahun 1920-an, salah
satu pabrik kendaraan di Jerman mencari jalan agar dapat meminimalisir
kecelakaan dengan memasang lonceng dan peluit uap di kendaraan yang mereka
buat. Saat akan berbelok ke kanan, lonceng atau peluit uap akan berbunyi satu
kali, sedangkan jika berbelok ke kiri lonceng atau peluit uap akan berbunyi dua
kali. Simple kan? Namun, kecelakaan
masih saja kerap terjadi karena saat kendaraan di jalanan yang banyak, otomatis
suara lonceng atau peluit uap yang dibunyikan ketika kendaraan berbelok akan
terdengar banyak ketika kendaraan yang berbelok lebih dari satu. Sehingga hal
ini membingungkan pengendara lain dan kecelakaan tidak dapat dihindari.
Sepuluh tahun kemudian
atau sekitar tahun 1930, alat indikator berupa lampu dibuat dan
ditambahkan di kanan dan kiri belakang
kendaraan. Pengendara hanya perlu memencet atau menekan tombol kontak di area
pengendara yang disambungkan ke lampu indikator. Nah, lampu indikator inilah
yang akhirnya menjadi cikal bakal lahirnya lampu sein yang digunakan hingga
sekarang baik untuk kendaraan mobil maupun sepeda motor.
Walaupun sudah ada lampu
sein, di beberapa tempat, terutama di pedesaan, saya masih menemui pengendara
yang melambaikan tangannya saat akan berbelok. Misalnya ada pengendara motor
yang membonceng seseorang, saat mereka akan belok ke kanan, temannya yang
dibonceng akan melambaikan tangan ke kanan seolah memberikan aba-aba bahwa
kendaraan akan berbelok ke kanan. Meskipun lampu sein mereka juga menyala.
Kocak sih!
Ikut
Andil
Kecelakaan akibat
ketidaktepatan penggunaan lampu sein dan pengendara yang kurang teliti saat
melihat lampu sein perlu menjadi perhatian kita. Untuk itu, tidak perlu segan
untuk menegur pengendara yang tidak menyalakan lampu sein ketika berbelok, atau
salah menyalakan lampu sein. Keikutandilan ini tidak hanya memberikan
kenyamanan saat berkendara namun juga mengurangi angka kecelakaan.
Semoga kita senantiasa
terhindar dari kecelakaan di jalanan. Aamiin.
Read More....
Wah, edukasi seperti ini penting bgt, apalagi buat emak2 kayak diriku yg sering antar anak sekolah pake motor, hehehe
BalasHapus--bukanbocahbiasa(dot)com--
Saya pikir dulu malah namanya lampu sign alias lampu tanda hahaha.
BalasHapusSeumur-umur saya sekali nih sein kiri ternyata lurus, hampir aja nabrak orang yang belok kiri.
Emang ye emak-emak sulit konsentrasi apalagi kalau anak duduk di depan :D
Soal meme emak2 dan lampu sein, malah saya suka sebel ada bapak2 juga yang begitu, #eh
BalasHapusTapi saya termasuk yang kalo dibonceng suami, masih ngasih tanda mau belok dengan tangan melambai meski suami udah kasih lampu sein. Soalnya saya trauma pernah pinggang ini dicium stang motor pengendara lain yang gak mau memperhatikan lampu sein kami, pake lari pula gak tanggung jawab. Hiksss
Iya lampu sein ini membantu memberikan kita isyarat mau ngapain kita mau belok kah..mau ngapain saat berkendara
BalasHapusGegara meme lampu sen vs emak-emak, saya jadi ekstra hati2 kalo bawa motor, bolak balik ngelirik lampu sen, masih hidup gak ya,
BalasHapusngerih saya kalo inget meme itu hihihihi
Klo aku seringnya di komplain krn setelah belok gak dimatiin seinnya hahaha suka lupaa gt.. aku mau ajuin petisi aja, sein otomatis mati setelah belok, spt di mobil 😅
BalasHapusWah seru juga baca sejarah lampu sein hahaha
BalasHapusBayangin kalau masih pake lonceng (klakson ) sekarang, entah mana yang akan kita dengar wkwkk.
Thanks sharing nya mas
Berfaedah sekali ulasan Mas Erfano ini sebab ada survey yg mengatakan kl 30% pengguna jalan itu gak tau apa² ttg rambu² lalin. Asal bisa bawa kendaraan bermotor saja. Termasuk ttg lampu sen ini. Tfs yaa
BalasHapushohooo, aku nyebutnya bukan lampu sein. melainkan listing (tapi bacanya agak mengarah ke: lesteng). pacarku nyebutnya: riting
BalasHapuslucu sih, sama meme2 yang emak2 belok kanan sein kiri. hahaha. ngakak kocak banget lah
Mas Erfano selalu mengulas hal-hal menarik di sekitar, tapi ada nilai pelajarannya. Dari tempat sampah, terus polisi tidur, dan kali ini lampu sein.
BalasHapusSaya syukurlah selalu menyalakan lampu sein pas mau belok atau berhenti. Jadi dari jarak 10 meter mau belok, sudah nyalain. Soalnya memang, tidak hanya menyelamatkan nyawa kita, tapi juga orang lain. Tapi ya.. kadang ada juga yang malam menyalakan lampu sein hehehe.
meskipun yang viral itu emak - emak yang sein kekiri tapi belok ke kanan tapi kenyataanya bapak - bapak juga suka begitu. Emang kadang yang bawa kendaraan suka gak nyadar kalo lampu seinnya memberi informasi yang slah pada penguna jalan lain
BalasHapusAku kadang suka lupa juga matikan lampu sein. Beruntung kalau di jalan ada yg mengingatkan untuk matikan lampu. Soalnya mengecoh banget
BalasHapusWah makasih infonya sekarang aku tahu kenapa sein warnnwar kuning wkwkwk
BalasHapusTapi emang bener sih lampu ini berperan penting untuk mengurangi risiko kecelakaan. Tapi waspada aja kalau ada emak2 sein kiri malah belok kanan hahaha
Loh, emang nulisnya sein ya? Saya pikir lampu sign loh, hmmm dasar emak-emak, mana ngurusin urusan motor dan perintilannya wkwk
BalasHapusMakasih lho jadi tau saya hehe
Aku nih yang kadang-kadang masih melambaikan tangan ketika dibonceng dan akan berbelok atau menyeberang. Padahal harusnya udah gak perlu lagi yaaa, kan udah lampu sein. hahaha
BalasHapusWehehee,,, aku punya pengalaman karena lampu sein di kendaraan belakang aku warnanya putih bukan kuning, di kaca spion motorku telihat sangat silau banget pas mau belok ke kiri, aku juga udah nyalain listing sih. Hingga akhirnya aku ga tau kalau di depan ada pengemudi sepeda, dan aku nabrak, tapi yg parah akunya, tapi alhamdulillah bapaknya nggak kenapa2 hehhee.
BalasHapussaya gemes banget dengan pengendara yang tak peduli dengan kegunaan lampu sein
BalasHapusbikin ragu kita
udahlah ambil jalan di tengah
eh ternyata mau belok
makanya klu ada pengendara seperti ini..
harus jaga jarak atau sabar nunggu..mau kemana dia
belok kakh atau tetap lurus
klu tak sabar inilah yg bikin kecelakaan
Kirain mau bahas emak2 sebagai pihak yang sering dituduh salah pasang lampu sein, pdhl bapak2 jg ada yg gtu hahaha :D
BalasHapusOwalah ternyata gtu sejarah lampu sein.
Ini tu bener2 kudu diperhatikan emang, kalau yg suka ketir2 tu kalau bawa mobil hiks. Moga2 kita selalu selamat saat ada di jalan aamiin
Ngomongin lampu sen emang gedek bgt nih, klo pas ketemu pengendara yg lupa nyalain lampu sen. Bahaya bgt emang klo gak pake lampu sen
BalasHapusSaya kayaknya termasuk emak2 yang di boncengin, kalo mau belok, tangan saya juga melambai2 kan ke kanan, apa karena kebiasaan aja ya, padahal lampu sein dah nyala...hahaha jadi tahu sekarang ternyata lampu sein ada sejarahnya ya dulu
BalasHapusHahahaha jujur walaupun saya cowok, saya ngerasa ini penting banget, karena baru belajar naek motor juga hahaha, ya makasih buat informasinya
BalasHapusIya, bener ini. Lupa mematikan lampu sein itu membahayakan orang lain. Padahal harusnya pengendara motor atau mobil tu harus fokus. Agar aman buat pengendara lainnya juga
BalasHapuskalau di kawasan pedesaan kalau di desaku terutama, biasanya cuma menggunakan tangan sebagai sein. Karena ketika hanya menggunakan lampu sein saja, suka banyak yang nyerobot
BalasHapusJarang banget ini yang mau angkat artikel tentang lampu sein. Semoga setelah baca artikel ini, emak2 yang sering nyalain lampu sein ke kanan tapi malah belok ke kiri bisa langsung sadar ya supaya bisa lebih berhati-hati selama mengendarai kendaraan di jalanan*
BalasHapus