Ada banyak kisah menarik dalam keseharian yang aku temui. Salah satunya yang menarik bagiku adalah
keberadaan tukang parkir.
***
Menjelang magrib, aku menyempatkan diri untuk berkunjung ke salah satu minimarket yang merebak hampir di banyak tempat di Bogor. Motor aku parkir di depan minimarket. Halaman minimarket terlihat lumayan sepi, hanya beberapa motor yang terparkir dan sesekali orang yang keluar dari minimarket.
Dalam hati aku berbisik, “Tumben,
enggak ada tukang parkir.” Biasanya tukang parkir sudah siap siaga meniupkan
peluitnya saja. Ini masih bagus kalau
meniupkan peluit. Biasanya tukang parkir duduk duduk santuy di pinggir halaman
minimarket sambil ngopi dan merokok.
Usai memarkirkan motor,
aku masuk minimarket. Membeli beberapa barang pesanan orang rumah. Selesai membayar
di kasir, aku melenggang keluar minimarket menuju parkiran. Aku merogoh kantong
celana mengambil kunci motor lantas menghidupkan motor. Baru hitungan detik
menghidupkan motor, sosok bayangan tiba-tiba muncul di belakang motorku. Aku
menoleh, wajahnya enggak aku kenal namun jika dilihat ciri-cirinya dia adalah
tukang parkir versi hantu. Yang ketika kita datang tak tampak namun muncul
tiba-tiba saat kita akan keluar.
“Oow! Tukang parkir
tiba-tiba muncul,” ucapku dalam hati. Aku tidak kalah cerdik. Usai menghidupkan
motor aku langsung meninggalkan minimarket tanpa menghiraukan kehadiran tukang
parkir hantu itu.
Lain cerita di minimarket,
kali ini aku mengunjungi sebuah ruko di Bogor Utara untuk membeli camilan berkemasan.
Karena sudah biasa belanja di tempat itu, aku tahu ada tukang parkir yang
biasanya nongkrong di pinggir sambil “hanya” meniupkan pluit saktinya ketika
motor datang. Kalau ada mobil, tukang parkir itu akan meniupkan pluit sembari
mengarahkan tempat yang kosong kemudian kembali duduk. Lantas begitu sibuk
ketika ada motor dan mobil yang akan keluar.
Cerita tentang tukang parkir
versiku belum usai, siang itu aku mengunjungi salah satu toko khusus untuk
interior rumah. Begitu masuk ke halaman toko, tukang parkir yang awalnya duduk
bergegas berdiri untuk mengarahkan motorku menuju parkiran khusus motor.
Sepanjang parkiran, motor tersusun rapi dengan kardus yang melindungi badan
motor.
Usai belanja, aku kembali
ke parkiran dan menemui motorku yang joknya sudah ditutup dengan kardus. Siang
itu cuacanya memang begitu terik dan menutup motor dengan kardus adalah hal
yang tepat. Setelah memberikan uang untuk parkiran aku bergegas kembali ke
rumah. Tukang parkir kali ini masih sangat sangat mending dibandingkan dua tukang parkir sebelumnya.
Dari sekian banyak tukang
parkir yang aku temui. Ada satu tukang parkir yang keren menurutku. Tukang
parkir di pasar dekat rumahku, Pasar Ciluar.
Tampangnya yang tinggi
besar membuat orang yang pertama kali melihat sosoknya berasa melihat “preman”.
Tapi ketika berinteraksi, keramahan tukang parkir ini akan terpancar.
Aku berkunjung ke pasar
intensitasnya bisa seminggu tiga hingga empat kali dan selalu parkir di tukang
parkir itu (maklum tukang dagang). Yang aku suka, setiap kali kita datang, dia
langsung menghampiri dan membantu memarkirkan motor. Kadang beberapa motor yang
datang, ia ambil alih untuk memarkirkan kemudian kunci motor diserahkan kepada
pemiliknya. Sepanjang pengamatan saya, tukang parkir ini benar-benar menjaga
motor-motor di lahan parkirnya.
Selesai berbelanja, aku
menuju parkiran. Tukang parkir itu langsung bergegas menghampiri kemudian
meminta kunci dan mengeluarkan motor kita dari barisan motor menuju jalan. Atau
jika kita sudah terlanjur mengeluarkan motor, tukang parkir tersebut akan
menarik belakang motor dan mengarahkan menuju ke jalan.
Satu hal yang membuat saya
semakin respek dengan tukang parkir ini, setiap kita memberikan uang untuk jasa
parkir. Ia akan mengucapkan terima kasih dengan begitu tulus seolah uang dua
ribu yang kita berikan benar-benar berharga.
“Hatur nuhun, kang,” ucapnya
sembari menerima uang yang kita beri. “Punten, ya!” lanjutnya lagi meminta maaf
jika ada yang kurang berkenan.
Bagiku dan mungkin bagi
yang lain, memberikan uang yang mungkin tidak seberapa bagi tukang parkir itu
rasanya masih kurang karena pelayanan dan keramahannya. Berbeda dengan tukang
parkir sebelumnya (yang kebanyakan di minimarket) memberikan uang parkiran
rasanya berat sekali karena tidak sebanding dengan apa yang telah ia lakukan.
***
Tukang parkir. Sepertinya “profesi”
satu ini sudah kerap ditemui di mana-mana: di pasar, di pertokoan, restauran
dan pastinya di tempat dimana sumber keramaian berada. Memang sih tukang parkir
ini terkesan ilegal karena beberapa pertokoan seperti minimarket memang tidak
menyediakan tukang parkir.
Jujur ya! Bagiku, tidak
jadi soal keberadaan tukang parkir ini karena membantu sekali dalam urusan
parkir kendaraan. Tapi seperti beberapa cerita di awal, tukang parkir ini
jatuhnya malah terkesan malak. Persis kayak
preman yang datang tiba-tiba terus menyodorkan tangannya tanpa mau bersusah
payah.
Sebenarnya jika tukang
parkir itu melakukan pekerjaannya dengan sepenuh hati, seperti tukang parkir di
Pasar Ciluar niscaya uang yang dihasilkan akan berkah dan bermanfaat karena
yang memberikan pastinya ikhlas dan tidak keberatan.
Aku sempat iseng
menghitung, uang yang dihasilkan tukang parkir ini. Bayangkan saja, jika dalam
waktu sejam ada 10 motor yang parkir kalikan saja dengan uang 2ribu, sejam
tukang parkir akan dapat uang 20 ribu. Dan 20 ribu dikali 10 jam, tukang parkir
bisa dapat 200ribu. Kalau sebulan, tukang parkir “bertugas” selama 25 hari,
lima juta per bulan sudah ia genggam. Kalah dong gaji guru seperti saya ha..ha...ha...
Makanya jangan heran jika kasus rebutan lahan parkir ini masih kerap terdengar
antar ormas satu dengan ormas yang lain.
Sepanjang pengamatanku
mengamati tukang parkir di pasar, dua hingga tiga ratus ribu rupiah ia kantongi
dalam sehari dan dia dapatkan itu setiap hari karena karena pasar beroperasi
setiap hari dari pagi hingga siang. Makanya melihat potensi yang tidak
main-main, tukang parkir berperawakan tinggi besar itu benar-benar melakukannya
sepenuh hati. Walau sepertinya bukan itu juga alasannya, banyak faktor juga
kenapa tukang parkir di pasar itu benar-benar melakukan pekerjaannya dengan
sepenuh hati.
Dari tukang parkir pasar
dan tukang parkir lainnya, aku belajar banyak bagaimana melakukan profesi
dengan sepenuh hati. Seorang guru sepertiku, jika melakukan profesi ini sepenuh
hati, akan membuat murid dan orangtua merasa terpuaskan. Begitu juga dengan
profesi seorang influencer, jika melakukan job yang datang dengan sepenuh hati
pasti akan membuat client merasa puas
dan tidak segan untuk “memakai” kita lagi. Seorang koki atau chef yang memasak dengan sepenuh hati,
makanannya akan diterima dengan identitas rasa yang nikmat oleh pelanggannya.
Jadi jangan heran, jika resep yang sama persis dengan bahan yang sama persis,
tidak selamanya rasa yang diberikan akan sama.
Apapun itu lakukan
pekerjaanmu dengan sepenuh hati, sebab sesuatu yang dilakukan dengan sepenuh
hati akan diterima dengan hati.
Qiqiqiqiq, Kak Erfano sungguh pengamat yang super jeli dan detai!
BalasHapusDrama tukang parkir emang terjadi di banyak tempat yhaaa
sering bikin kzl emang
--bukanbocahbiasa(dot)com--
selain tukang parkir, ada satu lagi yang bener bikin kita geleng2, yakni pak ogah.
BalasHapusKalo seusia mas erfano tau donk ya pak ogah, wkwkwk
Jalanan yang tadinya gak macet, sejak ada pak ogah malah jadi macet karena dia mendahulukan yang bayar. Weleh Weleh
Ceritanya menarik, Mas Erfano. Dan saya pun hampir tiap hari bersinggungan dengan tukang parkir. Bahkan karena pergi ke beberapa tempat, saya berinteraksi dengan banyak tukang parkir hahaha.
BalasHapusDan tukang parkir memang beragam. Ada yang ramah, ada yang manyun juga. Nah, saya tandai mereka. yang Ramah, saya lebihin, yang manyun saya pas saja bayarnya sesuai standar hahaha.
Wkwkwkkw.. Bener banget mas pic di atas. Sampe suamiku kadang geram. Bukan soal uang 2rbnya tapi ya kalau misal mau parkir kita gak ditotongin eh pas kita mau keluar, ppprrrriiittt.. langsung dekat
BalasHapusAku kalau ke bank gitu juga ada tukang parkir yang ramah banget saat disapa, mas
BalasHapusJadi begitu ada orng yg parkir mau ke bank, bapaknya langsung datang dan nawarin buat nata spedahnya
Tapi kalau di pasar gitu kadang ya ada yg ramah, ada juga yg kurang gitu mas
Etapi di pasar deket rumah aku, karena yg jadi tukang parkir tetangga ya grapyak aja tiap nyapa dan ga da dramanya, digojlokin iya, soalnya orangnya rame2 wkkwkwk
Hehehe, saya paling kesel kalau mlipir ke mini market pagi-pagi, pas parkir nggak ada tukang parkir, begitu mau keluar ada peluit tukang parkir. Kesel, tapi tetep dikasih sih, niatnya sedekah hehehe
BalasHapusDrama tukang parkir emang bikin emosi. Aku tuh sampe tobat gak mau lagi parkir di area pasar 16 Palembang. Karena mau dapet banyak, motor di susun kayak sarden, sengol kanan kiri. Alhasil motor lecet, spion goyang, tumpuan kaki motor pada lepas hadeh bikin emosi beneeer
BalasHapusKlo di Medan ada tukang parkir perempuan, banyak malah.
BalasHapusDan pekerjaan i i lah yg tak bisa diemansipasiin sama wanita.
Sebel aku tu sama tkg parkir emak2 ni.
Cuma lambai2 tangan bilang "terus terus..." Tapi matanya entah liat kemana..
Ada kendaraan lain yg lewat pun main 'terus terus' aja.
Klo pas parkir trus terlihat kang parkirnya perempuan, awak cuma bisa inhale exhale aja lah
Setuju banget tuh sama foto meme pertama diatas, kadang suka kesel kalondapet kang parkir setan ya tp tetap harus sabarrrr sbg org yg lebih berpendidikan. Hehehe
BalasHapusBener, suka esmosi saya kalo ga dibantu ngeluarin sepeda motor, iya kesannya malak gitu
BalasHapusAku suka kzl banget sama tukang parkir di Indomaret depan komplekku. Kek jailangkung aja..datang tak diundang. Mana dia pernah kulihat malakin kasirnya, Mas. Ambil minuman dingin terus keluar aja tanoa dosa. Duh.
BalasHapusSama, aku paling seneng kalau mudik Kediri terus ke pasar gitu, ada tukang parkirnya yang bilang maturnuwun dengan tulus bener padahal ongkos parkir 1000.
Suka sama meme-nya
Hahaha aku baca ini kok ngakak yac, super pengamat kak erfaro mah, sampai tukang parkir pun dia amati secara detail, bahkan sampai ngitung uang pun di amati dan di kaji.. top lah kak erfaro wkwkwkwk
BalasHapussaya menemukan banyak tukang parkir yang baik
BalasHapusada yg jujur ketika hp ketinggalan di kocek motor...diantar ke dalam toko tempat saya belanja
ada yang baik banget mau ambilkan nomor antrian rumah sakit
ada yang ga mau minta uang parkir ketika dia tahu saya cuma sebentar di toko itu
ada itu bang, video kocak soal tukang parkir. Kalau dia ninggalin motor maka bakalan ditagih bayar parkir, hahaa
BalasHapusauto ingat video kocak itu setelah baca ini
kalau saya sih mas pelajaran dari tukang parkir yang saya ambil yaitu belajar ikhlas dari kehilangan. karena kendaraan yang mereka jaga akhirnya akan diambil oleh si pemiliknya. sama seperti hidup. Harus ikhlas tiap kali kdan kapan saja allah atau sang pemiliknya mengambilnya dari kita.
BalasHapusSebel aku sama tukang parkir yg suka meres, apalagi uangnya buat diri sendiri. Gak rela aja ngasih uang buat dia, paling miris kalau anak kecil & ada tulisan Parkir Gratis, ugh
BalasHapusSy jg sebel tuh tukang parkir liar yg tiba2 nongol di belakng pas kita mau kluar sambil narik2 jok blkng motor. Pdhl cm k atm.doank lgs di pluitin
BalasHapusWkwkwkwk aku juga kadang sebel tuh sama tukang parkir yang tiba tiba ada pas kita baru nangkring di atas motor setelah selesai urusan. Sama kayak kakak, aku biasa nya gak pernah ngasih biarin ngedumel itu tukang parkirnya .
BalasHapusTapi kalau kang parkirnya ramah , baik , di tutupin kerdus motornya biar gak panas pasti berkesan di hati . Ngasih duitnya jadi ikhlas 😁
Tukang parkir memang kadang ada yang nyebelin dan ada yang baik juga mas. Sebagai pengguna motor, aku sering ngerasain nih. Dan setuju sekali apapun profesi yang dijalani, kalo dijalani dengan sepenuh hati, orang lain pun akan menghargai dan merasa dihargai.
BalasHapusSama dong kak, aku juga sebel kalau tukang parkir hantu. Nak duitnya aja tapi gak mau kerja, kesel banget
BalasHapus