Celine Dion raih Grammy di Grammay Awards 1999
Masa
remaja waktu itu. Masa peralihan dari anak-anak menuju remaja. Masa di
mana sudah tidak perlu mantengin televisi di hari Minggu, demi rentetan serial
kartun yang bikin penasaran. Semua mulai pudar tatkala seragam sekolah putih
merah berubah menjadi putih biru.
Satu
satunya kebanggaan saat memasuki usia remaja adalah pergaulan yang makin gaul.
Mengenal hal hal yang sebelumnya tidak diketahui. Mengenal manusia manusia dari
belahan daerah lain. Dan ini yang penting, kebanggaan paling berkesan yaitu
mulai mengenal lagu lagu barat.
Sebenarnya
di era 90an, lagi barat sudah saya dengar cuma selewat, belum berkesan. Hingga
akhirnya tepat di penghujun tahun 90an, channel MTV (Music Television) masuk ke
Indonesia. Rasanya nggak gaul kalau nggak jadi penonton MTV apalagi tagline
“anak nongkrong” MTV yang begitu melekat. Ah, jadi terkenang….
Awal
menyukai lagu barat dimulai dari lagu soundtrcak Film Titanic, My Heart Will Go
On yang dipopulerkan oleh Celine Dion. Dulu, teman-teman sekelas hampir
semuanya hafal lagu tersebut termasuk aku. Berikutnya lagu-lagu Shania Twain,
Alanis Morrisette, Natalie Imbruglia dan sederet penyanyi wanita lainnya. Belum
lagi deretan penyanyi pria dan grup band.
Dulu,
karena bahasa Inggris yang pas-pasan, mengetahui lirik lagu sang idola rasanya
bahagia sekali. Lirik biasanya akan muncul di majalah-majalaah anak muda
seperti Aneka Yess, Kawanku dan Majalah Hai. Jika ingin mengetahui lirik secara
lengkap harus beli kasetnya di toko kaset. Namun sayang, tidak semua album para
penyanyi ada kasetnya di toko kaset. Maklum daerah saya tinggal masih kabupaten,
menuju ibukota provinsi perlu waktu tempuh sekitar 3 jam.
Tahun 97,
98 dan 99 hingga 2000 adalah tahun tahun di mana banyak musisi menemukan kegemilangannya.
Celine Dion meledak dengan lagu dari soundtrack Titanic, beberapa piala Grammy
termasuk Record of the Year mampu ia raih. Madonna yang mengeluarkan album Ray
of The Light, menjadikan album tersebut salah satu album terbaik Madonna
sepanjang karirnya bermusik. Shania Twain yang mengeluarkan Album Come On Over,
menjadikan album tersebut sebagai salah satu album terlaris sepanjang masa.
Masih ada
lagi, Natalie Imbruglia, penyanyi cewek asal Australia ini menggebrak musik
lewat lagu Torn. Di tahun tahun berikutnya ada Britney Spears dan Christina
Aguilera yang ikut meramaikan blantika musik dunia. Di tahun 98an, penyanyi
asal Indonesia Anggun juga memulai karir internationalnya lewat lagu Snow On
The Sahara.
Mengingat
penyanyi pria, salah satu yang saya ingat adalah Ricky Martin, tahun 90-an
akhir karirnya melesat begitu cepat. Single seperti Maria, Livin La Vida Loca
hingga salah satu hits terbesarnya La Copa de la Vida sebagai salah satu lagu
untuk Piala Dunia 1998. Selain Ricky Martin, ada Sting, Eric Clapton, dan juga Bryan
Adams.
Tidak
hanya musisi cewek atau cowok, kegemilangan boyband dan girlband yang
berkualitas juga hadir di tahun-tahun tersebut. Sebut saja Backstreet Boys, NSync,
Westlife, Boyzone dan Spice Girl.
Tahun-tahun
tersebut di mana saya menghabiskan masa remaja, rasanya senang sekali ditemani
lagu lagu dan yang ternyata menjadi salah satu lagu atau album gemilang para
musisi dunia.
Tahun-tahun
berikutnya, para musisi yang gemilang di akhir tahun 90an kembali mengeluarkan
karya. Sebagian masih pada treknya dan masih diapresiasi. Tahun tahun
berikutnya hingga akhir tahun 2010, musisi-musisi baru bermunculan dengan
membawa style berbeda. Dan tahun segitu, saya sudah tidak lagi remaja.
Kalau
membandingkan lagu tahun 90an dengan lagu zaman sekarang, banyak perbedaan, ada
plus dan minusnya. Namun di tulisan berikutnya saya akan membahas beda dan plus
minusnya.
Tidak ada komentar
Posting Komentar