Rasanya sudah lama sekali saya tidak berkunjung ke bioskop. Terakhir, saya nonton film dokumenter yang diproduseri oleh Nicholas Saputra bertajuk Semesta. Film ini tayang sebulan sebelum corona berkunjung ke Indonesia. Saat Corona datang, semua bioskop tutup tanpa terkecuali bioskop yang ada di Kota Bogor.
Setelah itu, hingga awal tahun 2022 bergulir saya tidak pernah ke bioskop untuk menonton. Selain memang pandemi yang mengakibatkan bioskop tutup, belum ada film film yang pengen saya tonton. Namun alasan utamanya adalah pandemi.
Ya, meskipun pandemi sedang turun dan sebagian besar warga sudah divaksin kemudian bioskop diperbolehkan untuk dibuka, namun kekhawatiran akan virus masih kuat sehingga saya masih belum berani untuk nonton.
Merindu Cahaya de Amstel
Saat tahu novel besutan Arumi E yang berjudul Merindu Cahaya de Amstel akan dijadikan novel. Saya mulai antusias untuk menonton. Seperti yang sudah sudah banyak novel yang dijadikan di film. Banyak yg membandingkan antara novel dan walau jika ditelisik lebih lanjut keduanya adalah spketrum yang berbeda sehingga tidak dapat dibandingkan begitu saja.
Film Merindu Cahaya de Amstel ini dibuka dengan kesibukan para tokoh di keseharian mereka. Ada Khadija yang diperankan oleh Amanda Rawless, kemudian ada Kamala (Rachel Amanda) yang merupakan mahasiswi asal Indonesia, kemudian Nicholas mahasiswa yang bekerja menjadi jurnalis.
Pertemuan antara Nicholas dan Khadija adalah pertemuan yang tidak sengaja. Saat sedang melakukan liputan, Nico tanpa sengaja memfoto Khadija di jalan. Tampilan Khadija yang kontras dengan sekitarnya membuat Nicholas jatuh hati. Terlebih sang bos ingin menjadikan Khadija sebagai salah satu partner media mereka.
Dari sini, Nicho berusaha keras untuk membujuk Khadija. Namun seberusaha kerasnya Nicho, Khadija masih bergeming. Ia masih menolak.
Di sisi lain pertemuan Khadija dengan Kamala juga menjadi pertemuan yang tidak sengaja. Begitu pun dengan pertemuan antara Nicholas dan Kamala.
Pertemuan demi pertemuan yang bermuara pada interaksi ketiganya ditambah Joko (Ridwan) yang merupakan rekan kerja Nicholas membuat suasana film semakin hidup. Interaksi yang terjalin antara Khadija, Nicholas dan Kamala membentuk cinta segitiga di mana Khadija dan Nicholas saling jatuh cinta namun ada Kamala yang juga menaruh hati pada Nicholas.
Alur demi alur mampu dirakit oleh Hadrah Daeng Ratu dengan begitu apik. Ditambah lagi akting para pemain utama yang meyakinkan. Di film ini aku salut dengan Rachel Amanda aktingnya sebagai Kamala mampu merasuk di karakternya. Belum lagi akting pemain pendukung seperti Oki Setiana Dewi, Maudy Koesnaedi, Dewi Irawan, Rita Nurmaliza yang membuat film ini makin padu.
Selain akting pemain yang mumpuni. Latar tempat di Negeri Belanda mampu dieksplor dengan sangat baik membuat para penonton ( baca: saya) ingin menikmati senja di pinggir sungai sembari melihat kincir angin yang berputar lamban. Atau menyusuri jalan jalan di Belanda sembari melihat gedung gedung tua khas Eropa.
Dua Tahun
Film yang dibuat tahun dua tahun lalu ini awalnya akan dirilis 2021 akhir, namun karena kendala pandemi Film Merindu Cahaya de Amstel akan tayang tanggal 20 Januari 2022.
Nah buat kalian yang penasaran dengan film ini, langsung amankan seat di bioskop kesayangan kalian. Buat pecinta Ayat ayat Cinta atau Ketika Cinta Bertasbih, Film Merindu Cahaya de Amstel ini vibesnya seperti film film itu, walaupun kisah dan pembuatannya lebih kekinian dan related dengan kisah anak zaman now.
Original soundtrack film ini ditulis oleh Melly Goeslaw, tahu lah bagaimana lagu yang dibuat untuk soundtrack film oleh Teh Melly pasti pas banget. Ditambah yang menyanyikan lagu ini adalah penyanyi muda Brisia Jodie yang merupakan salah satu finalis dari Indonesian Idol season 9.
Yuuk tonton Film Merindu Cahaya de Amstel di bioskop kesayangan kalian 20 Januari 2022 ini.
Tidak ada komentar
Posting Komentar