Sebagai
seorang yang bekerja di dunia pendidikan, saya tahu betul berapa sulitnya
mengajarkan pendidikan seksual ke peserta didik. Dulu, saat mengajar kelas
satu, saya biasa mengenalkan perbedaan laki-laki dan perempuan sebagai awalan
dalam melakukan edukasi seksual kepada peserta didik.
Selain
mengajarkan mengenai perbedaan laki-laki dan perempuan, saya juga mengajarkan
ke peserta didik mengenai aurat (karena sekolah saya berbasis Islami) sehingga
cukup mudah menyampaikan perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Bagian tubuh
mana yang harus ditutup, bagian tubuh mana yang tidak boleh dipegang
sembarangan oleh orang lain.
Pendidikan
seksual khususnya di Indonesia bukanlah hal yang gampang untuk diberikan. Urusan
pendidikan seksual masih sangat tabu dan belum terbuka menjadi pembahasan
meskipun itu pendidikan seksual tersebut dibahas dalam sebuah keluarga
sekalipun.
Sebagai
sekolah yang menerima ABK (Anak Berkebutuhan Khusus), mengajarkan hal hal
terkait pendidikan seks lebih sulit dibandingkan mengajarkan pada peserta didik
pada umumnya. Begitu pun dalam mengajarkan pendidikan seksual kepada teman
teman disabilitas. Perlu ekstra cara agar teman teman disabilitas mampu
memahami perkara ini.
Nah,
pada Rabu kemarin tanggal 25 Mei 2022 Ruang Publik KBR berkerjasama dengan NLR
Indonesiaengadakan Talk show dengan tema “Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi
bagi OYPMK dan Remaja Disabilitas”. Acara yang bisa diakses lewat YouTube
Berita KBR ini menghadirkan para narasumber keren diantaranya Westiani
Agustustin (Founder Biyung Indonesia), Nona Ruhel Yabloy (Project Officer HKSR
NLR Indonesia), Wilhelmina Ice (Champion program HKSR).
“Banyak
orangtua yang merasa anak akan tahu sendiri tentang kesehatan seksual dan reproduksi.
Padahal pengetahuan tentang ini harus disampaikan secara tepat baik oleh
orangtua, pendamping dan guru di sekolah. Untuk remaja disabilitas, step by
stepnya harus jelas,” jelas Nona.
Westiani selalu perwakilan dari Bilang Indonesia menjelaskan....
“Stigma
yang harus diluruskan adalah perempuan menjadi penyumbang sampah terkait dengan
pembalut. Untuk itu Biyung Indonesia, tidak hanya fokus dengan sampah pembalut
namun fokus juga pada hak kesehatan seksual dan reproduksi pada perempuan,
salah satunya hak menstruasi sehat. Program pembalut gratis jadi salah satu
program Biyung Indonesia untuk bisa menggunakan pembalut agar memiliki hak
menstruasi sehat.”
“Sebagai
remaja disablitas, penting sekali diberikan hak kesehatan seksual dan
reproduksi,” ucap Ice remaja disabilitas.
HKSR
bisa dimulai dari sejak dini. Anak anak dikenalkan untuk lebih mengenal
tubuhnya sendiri. Mulai usia 3 hingga 4 tahun, anak anak bisa dikenalkan toilet
training, organ-organ tubuhnya, bagian tubuh mana saja yang boleh dipegang
orang lain.
Persoalan
pendidikan seksual ini masih tabu karena banyak orangtua yang merasa khawatir
pembahasan terkait pendidikan seksual ini melebar ke mana mana.
Banyak
sekali program yang dilakukan NLR Indonesia dan Biyung Indonesia dalam mengedukasi
hak kesehatan seksual dan reproduksi. Kalian bisa mengaksesnya di sosial media
khususnya instagram NLR Indonesia (@nlrindonesia) dan Biyung Indonesia (@b.i.y.u.n.g). Dan dapatkan
informasi mengenai kesehatan seksual dan reproduksi.