Bicara
Hutan
Kalau bicara soal hutan, kita patut berbangga dengan
hutan yang ada di Indonesia. Kenapa begitu? Banyak sekali fakta-fakta yang
mengagumkan dari hutan di negeri ini. #IndonesiaBikinBangga kita sebagai rakyatnya.
Hutan di Indonesia lebih dikenal sebagai hutan hujan
tropis (tropical rain forest) merupakan hutan terluas ketiga di dunia. Kerennya
lagi sebesar 82 hektare luas daratan di Indonesia masih tertutup hutan (data
dari Forest Watch Indonesia).
Fakta berikutnya yang tidak kalah membanggakan,
hutan yang ada di Indonesia merupakan salah satu paru-paru di dunia. Mengutip
Wikipedia hutan di Indonesia
lahan terluas ada di Papua (32,36 juta ha), diikuti berturut-turut oleh
Kalimantan (28,23 juta ha), Sumatera (14,65 juta ha), Sulawesi (8,87 juta ha),
Maluku dan Maluku Utara (4,02 juta ha), Jawa (3,09 juta ha), serta Bali dan
Nusa Tenggara (2,7 juta ha).
Selain sebagai sumber oksigen di dunia, hutan di
Indonesia juga menjadi tempat tinggal flora dan fauna. Fakta tak terbantahkan
sebesar 60 persen flora dan fauna di dunia ada di negeri ini. Bahkan ada
beberapa flora dan fauna yang bersifat endemic seperti burung cenderawasih di
Papua, bekantan di Kalimantan, anggrek hitam di Papua dan spesies lainnya.
#HutanKitaSultan
juga patut kita sematkan, karena hutan mampu menyeimbangkan iklim yang ada di dunia,
pepohonan di hutan juga mampu menyerap polusi, hutan juga menjaga ketersediaan
sumber air.
Saat menonton
film dokumenter Semesta garapan sutradara Chairun Nissa, salah satu sosok yang
ditampilkan dalam film dokumenter ini adalah Agustinus Pius Inam yang merupakan
kepala dusun di Sungai Utik, Kalimantan Barat. Ada satu ucapan beliau yang
masih terngiang di benak saya....
“Hutan itu
seperti supermarket buat kami. Semua tersedia di sini. Tugas kitalah
menjaganya!”
Ancaman Hutan di Indonesia
Kalian
merasakan iklim akhir-akhir ini mudah sekali berubah? Bulan Mei, Juni hingga
Agustus yang biasanya adalah musim kemarau masih saja turun hujan yang tidak
menentu. Kadang seminggu hujan, seminggu berikutnya panas luar biasa. Belum
lagi suhu harian yang lebih panas dari tahun-tahun sebelumnya.
Data yang
membuat kita perlu lagi merenung adalah kualitas udara dunia IQAir 2021 yang
menuturkan Indonesia menempati peringkat pertama sebagai negara paling berpolusi
di Asia Tenggara.
Perubahan iklim
dan polisi yang semakin meningkat erat kaitannya dengan hutan. Industri di
Indonesia seperti pertambangan, kertas dan perkebunan kelapa sawit pada dua dekade ini mengakibatkan kerusakan
hutan yang sudah sangat mengkhawatirkan.
Kementerian Kehutanan di tahun 2011 telah memperkirakan
ada sekitar 1,2 juta hektare hutan Indonesia hilang setiap tahunnya. Kehilangan
hutan ini hampir setara dengan luas Pulau Bali. Diperkirakan puncak kerusakan
hutan terjadi pada tahun 1997-2006 yang mencapai sekitar 3,5 juta ha per tahun.
Tahun 2012 menurun menjadi sekitar 300 ribu ha per tahun.
Fyi, Dewan
Nasional Perubahan Iklim (2010) memprediski, industri pulp dan kertas dan
kelapa sawit menyumbang sekitar 50% dari estimasi deforestasi sebesar 28 juta hektar
hingga tahun 2030. Angka 2 berikut ini bisa memberikan gambaran. Kebutuhan
kertas di Indonesia sekitar 8-10% dipasok dari Hutan Tanaman Industri (HTI).
Yang 90-92% disuplai dari illegal logging. Pemakaian satu rim kertas A4
setara dengan sebatang pohon berusia minimal 5 tahun.
Meningkatnya
industri makanan berbahan minyak kelapa sawit, membuat penggunaan minyak kelapa
sawit semakin hari semakin meningkat. Hal ini tentu saja membuat produksi
minyak kelapa sawit terus ditingkatkan, salah satu caranya adalah dengan
memperluas lahan penanaman kelapa sawit. Lahan yang diambil biasanya adalah
hutan-hutan yang dibabat lalu dibakar.
Yuuk Jaga Hutan! #TeamUpforImpact
Tidak perlu
jadi polisi hutan untuk menjaga hutan ini. Tidak perlu juga menunggu menjadi
aktivis hutan agar bisa mengurangi kerusakan hutan. Ada beberapa langkah-langkah
kecil kita untuk terus menjaga kelestarian hutan.
Kurangi Penggunaan Kertas
Seperti yang
sudah dikemukakan di atas, salah satu penyumbang kehilangan hutan adalah industri
kertas. Bayangkan satu rim kertas A4 setara dengan
sebatang pohon berusia minimal 5 tahun. Kebayangkan pohon usia lima tahun, kita
babat habis dengan kertas satu rim ukuran A4.
Untuk
itu, kurangi penggunaan kertas. Kalian bisa menggunakan kertas bekas, memaksimalkan
penggunaan kertas yang ada, tidak ganti buku sebelum benar-benar habis
lembarannya.
Di
era digital seperti sekarang, banyak kegiatan kegiatan yang sudah menggantikan
peran kertas. Surat kabar yang berganti dengan media online, lembar kuisioner
yang berganti dengan google form, buku cetak yang bisa diakses lewat buku
digital dan contoh lainnya. Kemudahan digital tersebut bisa kita akses untuk
mengurangi penggunaan kertas.
Kurangi
Konsumsi Makanan Berminyak
Sarapan
pagi dengan aneka gorengan memang nikmat rasanya. Belum lagi coffee time dengan
menikmati sepotong bolu juga tidak kalah nikmat. Sekali menikmati hidangan
tersebut memang tidak mengapa tapi menikmati setiap hari dengan intensitas yang
sering nyatanya tidak baik untuk kesehatan tubuh dan tentu saja #UntukmuBumiku terutama untuk hutan.
Banyak
sekali makanan viral yang beredar yang rata-rata dimasak dengan cara digoreng.
Perubahan pola makan anak muda sekarang dengan memilih makanan cepat saji yang
kebanyakan diolah dengan cara digoreng membuat penggunaan minyak goreng semakin
meningkat.
Seeing
dengan meningkatnya konsumsi minyak goreng, maka produksi kelapa sawit semakin
ditingkatkan. Salah satu cara meningkatkan produksi adalah dengan memperluas
lahan tanam kelapa sawit. Lahan yang digunakan untuk penanaman kelapa sawit ini
biasanya berasal dari hutan.
Ikuti
Kampanye/Aksi Lingkungan
Membagikan
hal-hal terkait dengan kampanye lingkungan bisa menjadi salah satu cara dalam
ikut serta menjaga lingkungan terutama hutan. Kalian bisa membagikan aksi-aksi
ini melalui sosial media.
Salah
satu kampanye mengenai hutan adalah dengan mendengarkan lagu dari Laleilmanino
yang bertajuk #DengarAlamBernyanyi.
Dengar Alam Bernyanyi
Apakah
kalian sudah mendengarkan lagu terbaru dari grup trio Laleilmanino? Lagu
berjudul Dengar Alam Bernyanyi ini ditulis Laleilmanino dan dinyanyikan oleh Laleilmanino
bersama Chicco Jericho, HiVI Dan Sheila Dara.
Meresapi
lagu dan liriknya, ada buncahan rasa bersalah yang sudah dilakukan terutama
untuk hutan di Indonesia.
Bila kau ada waktu
Lihat aku di sini
Indah lukisan Tuhan
Merintih ingin kau kembali
Beri cintamu lagi
Bila kaujaga aku
Kujaga kau kembali
Berhentilah mengeluh
Ingat, kau yang pegang kendali
Kau yang mampu obati
Sudikah kau kembali?
Pandanglah indahnya biru yang menjingga
Simpanlah gawaimu, hirup dunia
Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada
Dengar alam bernyanyi
(Ah, ha, ha)
Bila kau lelah dengan panasnya hari
Jagalah kami agar sejukmu kembali
Bersatulah, hajar selimut polusi
Ingatlah, hai, wahai kau manusia (wahai kau manusia)
Tuhan menitipkan aku
Ho, di genggam tanganmu (di genggam tanganmu)
Pandanglah indahnya biru yang menjingga
Simpanlah gawaimu, hirup dunia
Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada
Dengar alam bernyanyi
Dengarkanlah
Bisik mesra
Alam bernyanyi
Bawa canda dan riang tawa
Untuk dunia, oh
Gunakan telinga, hati
Cobalah dengar nyanyian kami, oh-oh-ho
Bayangkanlah hidupmu
Bila tak ada kami
Pandanglah indahnya biru yang menjingga
Simpanlah gawaimu, hirup dunia (dunia)
Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada (dengarlah alammu bernada)
Dengar alam bernyanyi
Indahnya biru yang menjingga
Simpanlah gawaimu, hirup dunia (dunia)
Sambutlah mesranya bisik angin yang bernada (alam pun bernada)
(Alam pun bernada)
Dengar alam bernyanyi (jangan tunggu lagi, Kawan)
Jangan kau tunggu nanti (jangan tunggu lagi)
Dengar alam bernyanyi
Dengarkanlah
Dengar alam bernyanyi (dengar alam bernyanyi)
Oh, dengar kami bernyanyi
Hiruk pikik dunia. Ambisi dunia kadang membuat
kita lupa untuk menjaga bumi ini. Menjaga
kelestarian hutan yang tanpa kita sadari semakin berkurang karena ada
andil kita.
Saat mendengarkan lagu Dengar Alam Bernyanyi,
saya merasa seperti alien. Merasa jauh dari kata peduli terhadap bumi tercinta
ini. Terhadap tanahnya. Terhadap airnya. Terhadap langitnya. Terhadap hutannya.
Yuuk dengarkan lagu Dengar Alam Bernyanyi di spotify https://spoti.fi/3Mn5rVj dan itunes serta kanal musik lainnya. Dengan mendengarkan lagu ini royalti akan digunakan untuk konservasi hutan di Kalimantan. Keren kan?
Tidak ada komentar
Posting Komentar