"Makanan
adalah segalanya bagi kita. Ini merupakan perpanjangan dari perasaan
nasionalis, perasaan etnis, sejarah pribadimu, provinsimu, daerahmu, sukumu,
nenekmu. Itu tidak dapat dipisahkan sejak awal." - Anthony
Bourdain
Sebagai orang Indonesia asli, lidah
saya kurang bisa berkawan dengan makanan makanan dari negara lain. Sepotong
pizza saya nikmati saat masa kuliah. Saat itu, kakak kelas membawa beberapa
boks pizza dari gerai pizza ternama. Kami yang berkumpul di rumahnya begitu
antusias termasuk saya. Apalagi ini kali pertama saya menikmati pizza. Sepotong
pizza saya ambil lantas saya gigit dan kunyah. Tapi lidah kampung saya rupanya tidak
mampu menalar rasa. Saya tidak dapat menikmatinya.
Kejadian berikutnya adalah menikmati
burger terkenal dari gerai burger hits juga. Saat memakan burger, kembali otak
saya tidak mampu menalarnya dengan baik. Saya tidak menikmatinya dan hanya
menghabiskan setengahnya.
Waktu bergulir, lambat laun saya
menikmati hidangan hidangan dari luar negara. Rasa penasaran dan eksperimen
akan kuliner daerah lain membuat lidah saya lambat laun mampu menalar rasa, mampu
menikmati setiap hidangan dan merasakan hidangan memiliki historinya
masing-masing.
Ketika teman ada yang memberitahu
tentang Sate Domba Afrika, saya hanya tersenyum tipis. Saya pernah mendengar
tentang kuliner satu ini. Namun belum tertarik untuk mencobanya.
Sate Domba Afrika
Apa yang terbersit di benak kalian
ketika mendengar kuliner Sate Domba Afrika. Pasti yang muncul adalah sate domba
yang dombanya diambil dari Afrika. Setidaknya itu yang terbersit di benak saya
ketika mendengar sate domba Afrika. Namun dugaan saya tentang sate domba Afrika
tidaklah tepat saat saya berkunjung ke Sate Domba Afrika H. Ismail Coulibaly
Tangerang Cabang Tanah Abang.
Sate Domba Afrika H. Ismail Coulibaly Tangerang
Saat berkunjung ke Foodcourt Si Bungsu
area di mana Sate Domba Afrika Tangerang cabang Tanah Abang berada. Ketika masuk,
parkiran terlihat cukup luas, kursi-kursi untuk pengunjung tertata rapi satu
baris dengan pohon ketapang kencana yang menjadi naungan bagi pengunjung
sehingga sun tempat menjadi adem dan nyaman.
Di belakang tempat terdapat tiga saung
yang bisa dijadikan tempat makan lesehan bersama teman, kolega dan keluarga. Di
bagian belakang terdapat barusan meja dan kursi yang bisa digunakan untuk makan
juga. Toilet dan musala di area ini juga tersedia membuat pengunjung makin
nyaman dibuatnya.
Tiga Menu Utama
Ada tiga menu yang dihadirkan Sate
Domba Afrika Tangerang ini. Semua menu utama ini wajib sekali untuk kalian
coba.
Sate Domba dengan Nasi Putih
Sate domba yang empuk dengan bumbu
khas Afrika disajikan dengan sambal dan mustard akan pas sekali dinikmati dengan
seporsi nasi putih. Buat kalian yang ingin mengeksplorasi sate daging domba,
perpaduan menu yang satu ini cocok sekali.
Sate Domba dengan Nasi Kebuli
Buat pecinta nasi kebuli, perpaduan
sate domba, sambal dan nasi kebuli di Sate Domba H. Ismail Coulibaly Tangerang
ini wajib banget kalian coba. Nasi
kebuli yang kaya akan rempah namun tidak mendominasi sangat pas sekali
dinikmati dengan sate domba yang empuk, tasty ditambah dengan sajian sambal dan
mustard membuat kuliner ini makin juara enaknya.
Sate Domba dengan Goreng Pisang
Buat yang ingin mengeksplorasi
pengalaman dalam kuliner, menu yang satu ini cocok sekali. Sebagian besar orang
Indonesia barangkali merasa agak aneh ketika pisang yang diolah baik digoreng
maupun direbus, percayalah goreng pisang tidak kalah enak dinikmati dengan sate
domba ini. Rasanya yang manis jadi perpaduan yang unik dengan sate domba dan
sambal.
Teknik Memasak dan Bumbu Khas Afrika
Saat mencoba sate dombanya, teksturnya
yang empuk dengan bumbu yang meresap membuat saya penasaran bagaimana teknik memasak
sate domba ini. Saya pun berkesempatan untuk melihat “behind the scene” pembakaran
sate domba.
Pertama potongan sate dibakar
selanjutnya diungkep sebelum dibakar kembali. Nah, tujuan dari pengungkepan ini
adalah agar lemak penyebab kolesterol turun dan keluar dari daging. Setelah
itu, daging dipotong lebih kecil lagi kemudian dicampur dengan bumbu khas
Afrika.
H. Ismail Coulibaly
Sate domba H. Ismail Coulibaly merupakan
signature dish milk H. Ismail asli Negara Mali, Afrika. Tahun 1998, beliau datang ke
Indonesia Dan menikahi wanita asal Cirebon yang menetap di Jakarta. Di bilangan
Tanah Abang, sate domba Afrika mulai mengudara hingga kini.
Salah satu, penggemar sate domba
Afrika ini adalah Bapak Angga dan Ibu Lirra. Bekerja di sebuah maskapai Pak
Angga kerap kali mengajak teman-temannya ke sate domba H. Ismail Coulibaly di Tanah Abang. Empuknya daging domba dan rasa yang enak membuat mereka ketagihan dan
balik lagi balik lagi.
Melihat peluang yang ada, Pak Angga
dan Bu Lirra meminta ijin ke H. Ismail untuk membuka sate domba di Tangerang. Disambut
dengan sangat baik, akhirnya pertengahan September ini, Sate Domba H. Ismail
Coulibaly Tangerang cabang Tanah Abang resmi dibuka dan dapat dinikmati
khalayak termasuk saya.
Makanan adalah Identitas
Seperti quote yang ada di awal
tulisan, makanan adalah segalanya. Makanan juga jadi perpanjangan sebuah
identitas bangsa atau negara, suku dan daerah. Dan, sate domba H. Ismail
Coulibaly ini adalah perpanjangan identitas salah satu makanan daerah Afrika
yang akhirnya dapat dinikmati di seputaran Tangerang.
Buat kalian yang penasaran, langsung
datang ke Foodcourt Si Bungsu Jalan Marsekal Suryadarma No. 18, RT. 01/RW. 06,
Karang Sari, Neglasari, Kota Tangerang. Lalu jelajahi kenikmatan Sate Domba
Afrika H. Ismail Coulibaly Tangerang cabang Tanah Abang di sana.
Selain datang langsung, kalian juga bisa pesan lewat gofood dengan nama merchant Sate Domba Afrika H. Ismail Coulibaly Tangerang.
Jangan lupa juga untuk cek instagramnya di @satedombaafrika.tangerang
Tidak ada komentar
Posting Komentar