Dulu saat saya masih di bangku SMP, mata ayah tiba-tiba sakit. Mata memerah, gatal dan perih. Beberapa kali ibu menyiapkan baskom berisi air rebusan daun sirih untuk membilas mata ayah yang sakit. Itu ramuan turun-temurun yang hadir dari nenek moyang. Saya tidak tahu pasti kenapa daun sirih. Setelah dewasa dan banyak membaca literatur tentang kesehatan, saya baru paham jika daun sirih adalah salah satu antiseptik alami.
Berkali-kali
ayah membilas mata dengan daun sirih, mata ayah tak kunjung sembuh. Masih
memerah, perih dan gatal. Entah, angin apa. Ayah merasa ada seseorang yang
iseng dan sedang “mengerjai”nya. Pendapat ayah diamini beberapa saudara dan
temannya yang mengetahui mata ayah yang sakit. “Orang pintar” di kampung yang
kenal juga dengan ayah pun ikut mengamini. Salah satu, saran yang harus diikuti
adalah menyingkirkan pohon yang tumbuh tepat di depan pintu meski jaraknya
jauh. Termasuk menyingkirkan bedengan tanaman anggrek yang saya tanam sebagai
bahan praktik di sekolah.
Setelah
itu semua, mata ayah tak kunjung sembuh. Akhirnya, ayah dan ibu mendatangi
dokter di kota untuk melihat apa yang terjadi di mata ayah secara medis. Ternyata,
ada serangga kecil yang masuk ke mata. Binatang ini kerap muncul menjelang
maghrib dan masuk ke mata ayah saat
menaiki sepeda motor. Kaki serangga yang tajam dan bergerigi yang rupanya membuat
mata ayah perih dan gatal.
Kejadian
yang mirip rupanya terjadi pada Pak Abdullah. Laki laki paruh baya ini tak
menyangka, nyeri di sebelah wajahnya yang dikira hanya sakit gigi harus dirasakannya
bertahun-tahun. Berbagai cara telah ia lakukan untuk menghilangkan rasa nyeri,
berulang kali mendatangi rumah sakit di kotanya rupanya tidak membuahkan
solusi. Pak Abdul juga mendatangi “orang pintar” untuk tahu apakah nyeri yang
dirasakannya “dikirim” orang yang tidak menyukainya. Pak Abdullah akhirnya tahu
bahwa nyeri yang terjadi pada sebelah wajahnya adalah Trigeminal Neuralgia.
Trigeminal Neuralgia
Kalian
pernah mendengar atau tahu atau pernah membaca literatur mengenai penyakit ini?
Trigeminal
neuralgia adalah rasa nyeri kronis akibat gangguan pada saraf trigeminal kelima
dari dua belas pasang saraf yang berasal dari otak (saraf kranial). Rasa nyeri
ini biasanya muncul hanya di salah satu sisi wajah dan paling sering terjadi di
wajah bagian bawah dan rahang.
Jika
ditilik, rasa nyeri karena Trigeminal Neuralgia ini mendadak, nyeri yang begitu
hebat dan hilang timbul. Jika melakukan kegiatan seperti mengunyah atau di
beberapa kasus saat mengendarai sepeda motor dan tertera angin. Rasa nyeri yang
ditimbulkan luar biasa sakitnya. Pak Abdullah sebagai salah satu ex pasien
bercerita, saking sakitnya rasa nyeri, ia ingin mengakhiri hidupnya. Rasa nyeri
yang belum diketahui penyebabnya saat itu membuatnya berpikir kalau ini adalah salah
satu bentuk sihir yang dikirim orang untuk mengerjainya.
Penderita
yang terkena Trigeminal Neuralgia gampang frustasi dan depresi. Sebab bebas
dari rasa nyeri yang merupakan hak setiap individu tidak ia dapatkan. Bertahun-tahun
mendapatkan rasa nyeri membuat kualitas hidupnya turun karena banyak kegiatan
produktif yang ia lakukan terganggu akibat Trigeminal Neuralgia.
Pengetahuan
saya terkait Trigeminal Neuralgia dimulai saat mengikuti blogger gathering yang
dilaksanakan di RS PON dengan narasumber dr. Adi Sulistyanto SpBS, FINPS dr. Mustaqim Prasetya, SpBS,
FINPS, keduanya merupakan dokter
bedah saraf RS PON. Turut hadir dua pasien yang pernah mengalami gangguan
syaraf Trigeminal Neuralgia dan sembuh setelah dilakukan perawatan di RS PON
yakni Pak Abdullah dan Ibu Novita.
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON)
Pak
Abdullah akhirnya mendatangi RS PON di daerah Cawang Jakarta. Rumah sakit yang
terdiri dari banyak lantai ini begitu megah. Berada di Jalan MT. Haryono, RS
PON adalah rumah sakit rujukan untuk penyakit-penyakit yang berhubungan dengan
otak dan gangguan syaraf. RS PON dilengkapi dengan fasilitas yang lengkap dan
memadai serta memiliki jajaran tenaga kesehatan yang handal dan berpengalaman.
Sebelum
melakukan tindakan, Pak Abdullah menemui dokter untuk tahap awal sebelum
dilakukan tindakan.
Menurut dr. Adi Sulistyanto, pasien yang datang ke dokter diwawancarai secara medis terlebih dahulu. Lalu dilakukan pemeriksaan fisik dan dilakukan diagnosis untuk tindakan selanjutnya. Setelah itu, pemeriksaan lanjutan dilakukan dengan pemeriksaan penunjang radiologis dan neurodiagostik. Setelah keluar hasil pemeriksaan dilakukan treatment yakni MVP atau Micro Vascular Decompression.
Micro Vascular Decompression
Sudah
banyak pasien yang menderita Trigeminal Neuralgia sembuh dengan MVP di RS PON. Operasi
yang dilakukan juga tidak se-mengerikan seperti yang dibayangkan seperti kepala
yang harus dibelah. MVD hanya memerlukan sayatan kecil di belakang telinga.
Proses operasi dipandu Intraoperative Monitoring (IOM) yang dilakukan oleh
spesialis saraf ahli neurofisiologi. Hal ini bertujuan untuk mencegah
kemungkinan terjadinya komplikasi.
Menurut
dr. Mustaqim Prasetya, SpBS, FINPS, “MVD di RS PON menggunakan alat canggih
navigasi 3D untuk perencanaan pra-bedah dan panduan saat pembedahan. Ini
membuat proses pembedahan jadi lebih tepat sasaran sehingga tingkat
keberhasilan tindakan menjadi lebih optimal. Masing-masing perangkat
berteknologi yang digunakan selama proses MVD berlangsung, dimonitor oleh tim
dokter yang kompeten.”
Bedah
mikro MVD ini termasuk the happy surgery karena dapat membebaskan saraf
trigeminal yang tertekan oleh pembuluh darah sehingga dapat menghilangkan
nyeri, aman, tidak menimbulkan
komplikasi dan hasil operasi tidak menimbulkan bekas sehingga membuat pasien
yang menderita dan keluarga merasa bahagia.
Hal
ini diamini oleh Pak Abdullah dan Bu Novita, setelah bolak-balik melakukan
pemeriksaan di rumah sakit lain dan belum menemukan titik terang. Akhirnya
mereka sembuh dengan MVD di RS PON.
Tanggal 7 Oktober:
International Trigeminal Neuralgia Awareness Day
Jujur,
saya mengetahui Trigeminal Neuralgia ini saat mengikuti blogger gathering di RS
PON. Dan saya juga baru tahu jika tanggal 7 Oktober merupakan International
Trigeminal Neuralgia Awareness Day atau Hari Kepedulian terhadap Trigeminal
Neuralgia.
Banyak
orang yang masih awam tentang gangguan syaraf Trigeminal Neuralgia. Jika ada
keluhan terkait nyeri di wajah yang umumnya hanya terjadi di satu sisi, banyak
yang menyangka nyeri itu disebabkan oleh sakit gigi. Ketika melakukan
pengobatan tak kunjung reda juga, sebagian dari warga Indonesia masih
mengaitkan hal ini dengan mistis atau sihir. Padahal teknologi di era sekarang
terutama teknologi kedokteran semakin maju.
Sudah
saatnya kita yang sudah tahu tentang Trigeminal Neuralgia
menyebarkannya ke masyarakat awam agar ketika ada saudara, teman yang mengeluh
nyeri di wajah dapat segera melakukan tindakan.
Ayo,
kita lebih peduli dan dukung penderita gangguan syaraf untuk sembuh!
Tidak ada komentar
Posting Komentar