Apa
yang memberatkan guru saat pandemi beberapa tahun berlangsung?
Jawabannya
adalah kelas yang dilakukan secara online menyulitkan guru dalam
melakukan pembelajaran. Jika biasanya pembelajaran dilakukan secara tatap muka,
karena pandemi pembelajaran dilakukan secara online.
Adaptasi
yang tak semudah membalikkan telapak tangan membuat guru perlu ekstra tenaga,
ekstra pikiran dan ekstra materi untuk menyampaikan materi ke peserta didik. Di
satu sisi, guru tergopoh-gopoh dalam mempelajari teknologi depan layar yang menyulitkan
terutama guru-guru daerah yang usianya tidak lagi dikatakan usia muda yang
produktif. Tentu saja, tidak semua guru demikian adanya namun sebagian besar
faktanya tak dapat dipungkiri bahwa guru-guru di Indonesia belumlah terlalu
melek teknologi.
Di
sisi lain, di masa pandemi, para pendidik harus menjaga diri dan keluarga dari
serangan virus yang kesannya ringan namun nyatanya mematikan. Jaga jarak, memakai
masker kemana pun perlu dilakukan agar terjaga dari virus.
Berbicara
soal guru yang kurang melek akan teknologi, saya mengalami hal tersebut jauh
sebelum pandemi memporak-porandakan tatanan kehidupan masyarakat. Sebagai
tenaga pendidik di sekolah swasta di Bogor, sekolah mengirim beberapa guru
termasuk saya ke Bandung untuk mempelajari Kurikulum 2013 yang dicanangkan akan
digunakan sebagai kurikulum pendidikan selanjutnya.
Di
ibukota Jawa Barat tersebut, rupanya guru dari seluruh Jawa Barat dikumpulkan
untuk mempelajari Kurikulum 2013 ini. Tersebutlah daerah-daerah lain asal guru
yang mengikuti pelatihan ini seperti Kabupaten Bandung, Kota Bandung,
Tasikmalaya, Garut, Sumedang, Bogor, Depok, Bekasi, Majalengka, Subang dan
daerah lainnya. Tenaga pendidik tersebut terdiri dari guru negeri dan guru
swasta.
Salah
satu benda yang harus dibawa oleh kami adalah laptop. Setiap pelatihan
guru-guru diminta untuk membuat silabus dan hal yang berhubungan dengan
Kurikulum 2013. Sayangnya sebagian besar guru banyak yang kesulitan dalam
mengoperasikan laptop mereka sendiri.
Kembali
ke masa pendemi, pembelajaran yang mau tidak mau harus dilakukan secara online
membuat tingkat stress guru bertambah. Tidak hanya kesulitan dalam
mengoperasikan alat-alat berteknologi, pembelajaran yang dilakukan secara online
rupanya tidak semaksimal pembelajaran tatap muka langsung. Salah satu kendala
yang terjadi saat pembelajaran secara online guru kebanyakan memberikan soal-soal
dibandingkan materi ajar. Hal ini jelas tidak efektif dalam penyerapan materi.
Galih
Suci Pratama
Galih
adalah salah satu penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2020 menjadikan pandemi
bukan sebagai penghalang dalam menebarkan manfaat kepada khalayak terutama
guru-guru yang kesulitan dalam menjelaskan materi kepada peserta didik dalam
pembelajaran online.
Sebagai
guru muda, Galih sadar rekan kerja seprofesinya tak semuanya handal dalam
memanfaatkan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar. Pandemi yang tidak
dapat terelakkan membuat guru-guru mau tidak mau harus mau memanfaatkan
teknologi meskipun gaptek sekalipun. Ke-gaptekan ini yang
akhirnya membuat rekan kerja Galih lebih senang memberikan soal-soal kepada
peserta didik dibanding harus memberikan materi ajar.
Hal
inilah yang akhirnya membuat Galih merasa terketuk hati dan pikirannya. Bagaimana
tidak, jika guru hanya memberikan soal-soal begitu saja tanpa memberikan materi
ajar bisa dipastikan materi tak akan tersampaikan dengan baik. Selain gagap
teknologi, masalah kuota yang dihadapi jika mengajar dengan menggunakan
aplikasi online juga menjadi salah satu kendala.
Untuk
itu bersama teman-temannya, Galih Suci Pratama membuat sebuah kanal YouTube
untuk menjadi tempat di mana peserta didik dapat mengakses materi ajar. Galih
dan timnya pun mengajari guru-guru untuk membuat materi ajar yang menarik dan
dapat ditayangkan di Youtube, memberitahu peralatan yang digunakan dalam
membuat video, memberikan informasi terkait pelanggaran hak cipta. Tujuannya
agar guru lebih kreatif dalam menyiapkan materi ajar meskipun pembelajaran
tidak dilakukan secara tatap muka.
Kini
kanal YouTube Pembelajaran SD Kota Semarang telah menghasilkan 1600an video
yang diproduksi guru-guru. Banyak materi ajar yang tercakup dalam video seperti
matematika, bahasa, olahraga, agama yang disesuaikan dengan kurikulum yang
berjalan.
Kini
akun YouTube Pembelajaran SD Kota Semarang sudah memiliki 77ribu
subscriber/pelanggan dan masih konsisten memberikan video-video edukasi untuk
peserta didik, guru dan masyarakat luas. Hebatnya lagi, akun YouTube yang
digagas Galih Suci Pratama ini menjadi referensi untuk sekolah-sekolah di
negeri tetangga, sebut saja Malaysia, Filipina dan Kinabalu.
Akun
YouTube Pembelajaran SD Semarang sudah terpasang adsense alias sudah
monetisasi. Namun, hebatnya Galih Suci Pratama tidak mengambil keuntungan dari
kanal YouTube tersebut. Penghasilan yang didapat digunakan untuk pendidikan
lagi seperti pengembangan kompetensi guru lewat pelatihan-pelatihan dan
workshop, santunan untuk siswa berupa bantuan dan beasiswa.
Tak
mengherankan jika Galih Suci Pratama memperoleh apresiasi SATU Indonesia Awards
2020 Kategori Khusus yakni Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi Covid-19.
Dari
sepak terjang Galih Suci Pratama, kita dapat mengambil pelajaran jika kesulitan
dan rintangan seperti gagap akan teknologi yang ada, kuota yang membengkak
karena aplikasi meeting dapat
dicari jalan keluar terbaik. Dan Galih Suci Pratama sudah membuktikan hal
tersebut....
Tidak ada komentar
Posting Komentar