Foto dokumen pribadi
Pandemi
yang hadir tahun 2020 silam membuat kehidupan saya lumayan jatuh bangun. Perekonomian
keluarga yang terdampak. Tekanan pekerjaan yang mulai menggila menyesuaikan
dengan dinamika pandemi yang belum tahu sampai mana ujungnya.
Salah
satu yang membuat saya lumayan tertekan adalah ketika sekolah tempat saya
bertugas meminta saya dan tim media menggarap video pembelajaran yang
disesuaikan dengan materi di buku latihan soal. Tiga program yakni program pra
sekolah, program SD yang terdiri dari level atas dan level bawah dan program
SMP. Semuanya harus dibuatkan video pembelajarannya. Setiap pekan untuk setiap
kelas harus dibuatkan sekitar lima video. Sehingga dalam waktu satu pekan ada
sekitar 60 video yang harus dipersiapkan.
Persiapan
penggarapan pembuatan video mulai dilakukan. Mencari “vendor” yang merupakan
anak-anak di Program SMA atas rekomendasi yayasan telah dilakukan. Sisanya
mengandalkan tim media yang terdiri dari tiga orang. Menyoal peralatan semua
diserahkan kepada pembuat video. Setelah beberapa orang terpilih, saya
menentukan siapa saja yang akan pegang kelas mana dan dipersilakan untuk
berdiskusi dengan guru kelas membahas waktu syuting, pembagian materi dll.
Selain
mengatur ritme, mengecek kelas lain apakah proses syuting dan editing berjalan
dengan baik. Saya juga memegang dua kelas untuk pengambilan gambar, editing dan
upload. Rasanya saat itu kepala ingin meledak terlebih jika ada kelas lain yang
videonya belum beres. Sedangkan orangtua menanti-nanti video dengan menggunakan
barcode yang sudah tertera di buku latihan soal.
Di
tengah-tengah proses pembuatan video yang hatrick, kendala lainnya yang bikin geleng-geleng
kepala adalah kualitas video yang dihasilkan anak anak program SMA yang belum
sesuai ekspektasi. Video yang mereka buat masih shaking, editingnya juga
kurang jelas meskipun peralatan yang mereka punya lebih canggih dan memadai.
Namun itu semua belum cukup, mereka perlu banyak jam terbang terkait dengan
pembuatan video. Selain itu, anak-anak SMA ini perlu dikejar-kejar untuk
deadline yang sudah ditentukan.
Jika
ditanya, kenapa tidak ada pelatihan terlebih dahulu. Proyek ini sudah seperti
proyek Roro Jongrang, di mana sikap sat set sat set sangat sangat
diperlukan agar pembuatan video segera jadi, tayang dan bisa diakses oleh
orangtua murid. Bicara soal anggaran, ini juga jadi kendala yang tidak
berkesudahan membuat kepala makin pusing dibuatnya. Di tengah pandemi yang
sedang berkecamuk, perekonomian yang terkena imbasanya, Hari-hari makin ditekan
dengan ekspektasi yayasan tentang pembuatan video. Bikin video berjumlah 60 lebih
video per pekan yang berarti satu bulan ada 240 video lebih yang harus tayang.
Tidak ada kata tapi meskipun prosesnya berdarah-darah dan dianggap hal yang
biasa dan lumrah. Yang setelah dipikir pikir, channel youtube profesional mana
yang menayangkan video 240 lebih dalam kurun waktu sebulan.
Untung Ada IndiHome
Satu
hal yang bikin saya lega adalah setelah video jadi dan siap tayang. IndiHome
yang memiliki jaringan internet lancar dan stabil sangat membantu sekali dalam
proses pengunggahan video di channel youtube sekolah.
Bayangkan,
yang bisa mengakses channel youtube hanya kami tim media dan beberapa guru yang
ikut dalam pembuatan video. Sisanya harus menyetor video terlebih dahulu untuk
kemudian saya cek dan ditayangkan di channel youtube sekolah.
Akses
internet saat itu benar-benar diperlukan agar segala video dapat tayang tepat
waktu. Biasanya sebelum kegiatan belajar mengajar pekan depan dengan panduan
bikin latihan soal dan video, satu pekan sebelumnya atau selambatnya hari Jumat
semua video sudah dipastikan tayang di channel youtube sekolah. Menakjubkan dan
mendebarkan, untung ada IndiHome yang bisa diandalkan dalam setiap kegiatan
mengunggah video.
Sebagai
bagian dari Telkom Indonesia, IndiHome sudah menyediakan layanan internet optik
fiber sejak tahun 2015. Sebagai internet provider yang jadi andalan masyarakat Indonesia,
IndiHome memberikan kualitas produk terbaiknya, terus melakukan inovasi dan layanan
yang prima. Beberapa kali mengalami gangguan tim teknisi dari IndiHome sigap melayani
dan memperbaiki jaringan yang mengalami gangguan.
Jujur
ya di tengah tekanan pekerjaan yang memanas, IndiHome dengan layanan primanya mendinginkan
semuanya. Jaringan internet yang stabil dan lancar memudahkan urusan pekerjaan saya
untuk mengunggah video agak ketika pekan KBM berjalan, video sampai ke orangtua
dengan baik sehingga peserta didik dapat mengerjakan latihan buku soal sesuai dengan
instruksi dan materi di video.
Selama
dua semester sudah pembelajaran dengan menggunakan video berlangsung. Total ada
ribuan video yang dibuat dengan perjuangan yang naik turun. Kini jika mengenang
prosesnya rasanya tidak ingin mengulangi pekerjaan penuh tekanan dan kurang apresiasi.
Untung ada IndiHome yang bisa diandalkan untuk Aktivitas Tanpa Batas.