Peluncuran Buku Broken but Unbroken Kartika Soeminar

 


“Gangguan kepribadian narsistik dinamai Narcissus, dari mitologi Yunani, yang jatuh cinta dengan bayangannya sendiri. Freud menggunakan istilah itu untuk menggambarkan orang-orang yang mementingkan diri sendiri, dan para psikoanalis telah berfokus pada kebutuhan narsisis untuk meningkatkan harga dirinya melalui fantasi muluk, ambisi yang berlebihan, eksibisionisme, dan perasaan berhak.” ― Donald W. Black

Pagi itu tepat pukul delapan, KRL membawa saya dari Stasiun Cilebut. Hari ini saya penuh dengan kegembiraan karena akan banyak hal yang saya dapatkan di Peluncuran Buku Broken But Unbroken milik Kartika Soeminar seorang NPD Abuse Survivor. 

Berhenti di Stasiun Sudirman setelah transit du Stasiun Manggarai, saya melanjutkan perjalanan dengan menggunakan ojek online menuju Royal Kuningan Hotel tempat acara berlangsung. 

Selesai registrasi, saya duduk di kursi yang dibuat melingkari meja. Saya menaruh tas, menikmati kopi dan kue yang sudah disediakan dan membaca sedikit ulasan acara hari ini.

Broken But Unbroken

Adalah Kartika Soeminar yang merupakan seorang #NPDSurvivor. Berjuang selama 23 tahun akibat perlakuan abuse dari seorang dengan gejala NPD.

Buku Broken But Unbroken merupakan kisah perjalanan panjang Kartika yang hidup bersama seorang dengan gejala NPD.

Saya menggelengkan kepala. Hidup selama 23 tahun dengan pengidap NPD? Nggak terbayang bagaimana dengan kesehatan mental Kartika. 

Sembari menyeruput kopi.  Beberapa waktu kemudian, acara dimulai dengan penampilan Kartika Soeminar yang begitu emosional membawakan lagu bertajuk Tidak Hancur yang merupakan lagu pengiring Buku Broken But Unbroken. 

Jujur ya, belum apa-apa saya sudah merasakan sesak dan perihnya hidup seorang Kartika Soeminar. 

Talkshow Peluncuran Buku Broken but Unbroken dihadiri tiga narasumber yakni Kartika Soeminar selalu penulis buku Broken but Unbroken, Dra. Probowatie Tjondronegoro, M. Si, dan Mira Sahid selalu founder Komunitas Emak Blogger. 

“Hidup berdampingan dengan seorang NPD rupanya merusak mental saya apalagi jika tidak memiliki support system dan kesadaran yang cukup. Maka dari itu, melalui buku ini saya ingin berbagi edukasi untuk memahami lebih lanjut tentang NPD dan dampaknya bagi kesehatan mental orang di sekitarnya,” jelas Kartika saat ditanya MC tujuan membuat buku ini. 

“Semoga buku ini dapat memberi kekuatan dan harapan bagi pembaca yang sedang berjuang untuk pulih,” lanjut Kartika Soeminar. 

NPD (Narcissistic Personality Disorder) 

Selanjutnya psikolog senior Dra. Probowatie Tjondronegoro, M.Si menjelaskan tentang NPD dan gejalanya... 

“NPD merupakan gangguan kepribadian yang pengidapnya sering kali merasa lebih baik dari orang lain sehingga membuat orang-orang di sekitarnya merasa harus memuji dan mengaguminya,” jelas Ibu Probowatie. Penjelasan beliau soal NPD membuatku tertegun dan mulai related dengan kondisi lingkungan yang toksik di dunia kerja yang saya alami.

Lebih lanjut, Dra. Probowatie menjelaskan tentang gejala NPD, “Pengidap NPD cednedy krisis empati dan tidak peduli dengan sekitar. Gejala obsesi kompulsif sangat melekat pada NPD di antaranya manipulatif dan butuh dikagumi. Hal ini terjadi karena lingkungan masa kecil yang tidak mendidik bahwa hal tersebut bisa saja salah. Bedanya dengan narsisme biasa, NPD cenderung tidak sadar kalau dirinya memiliki ciri-ciri #Narcisstic tersebut.”

Deg! Saya terkejut, jujur sebagai seorang konten kreator dan blogger ada beberapa teman blogger yang memiliki kecenderungan seperti ini.

Selain pengidap NPD yang digarisbawahi Dra. Probowatie adalah korban NPD yang ada kecenderungan menyalahkan diri sendiri, serba salah yang berujung ke kesehatan mental. Para korban ini disarankan untuk melakukan observasi dan konseling dan melakukan pemulihan trauma. 

Jujur sih, pemaparan Dra. Probowatie benar-benar berisi sekali. Banyak dampak yang harus segera disadari terutama untuk korban NPD. 

Kampanye #BrokenButUnbroken

Berjuang melawan depresi selama 23 tahun, Kartika berhasil keluar dan bangkit lantas #BreakTheSilence dan membagikan pengalamannya melalui sebuah kampanye bertajuk #BrokenButUnbroken sejak April 2024.

Mbak Mira Sahid selalu founder Komunitas Emak Blogger (KEB) begitu bahagia bisa terlibat dalam kampanye #BrokenButUnbroken karena sesuai dengan visi dan misi Komunitas Emak Blogger. 

Selama enam bulan kampanye #BrokenButUnbroken dilakukan untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya memahami gangguan narsistik dan cara menghadapinya. Kerennya kampanye ini terselenggara di tujuh kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Solo, Surabaya dan Denpasar bersama Komunitas Emak Blogger (KEB).

Saya berdecak kagum. Kagum dengan kehebatan Kartika Soeminar dalam bangkit dan tidak hancur. Kagum dengan Dra. Probowatie seirang psikolog senior yang peduli dengan kesehatan mental, dan tentu saja kagum dengan Mbak Mira Sahid dan Komunitas Emak Blogger yang membuktikan peran emak-emak dalam memberikan kontribusi bagi masyarakat. 

Peluncuran buku dilanjutkan dengan penanda tanganan buku oleh Kartika Soeminar yang kemudian diberikan kepada Dra. Probowatie Tjondronegoro dan Mbak Mira Sahid. 

Semoga ya dengan  hadirnya buku Broken but Unbroken sebagai #KartikaSoeminarStory banyak orang yang lebih peka dan peduli akan kesehatan mental dan tentu saja lebih tahu banyak tentang NPD sehingga bisa lebih #NPDAwareness dan mengambil langkah antisipasi. 




3 komentar

  1. Bukunya pasti bagus ini kalau udah berurusan sama kehidupan pribadi yang getir. Semoga Broken but Unbroken bisa jadi buku yang menyebarkan kebaikan

    BalasHapus
  2. Keren bukunya, keren acaranya, keren semuanya

    BalasHapus
  3. Harus punya sih ini bukunya

    BalasHapus